Magelang, CyberNews. Letusan Gunung Merapi tak hanya menghancurkan perkampungan penduduk. Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) juga mengalami kerusakan parah akibat terjangan awan panas.
Berdasarkan kajian Balai TNGM dari total luas tanaman nasional sebesar 6.410 hektare sebanyak 2.800 hektare diantaranya rusak parah. Kerusakan terparah terjadi di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman di mana hampir 1.150 hektare pohon pinus mati terkena awan panas.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi Tri Prasetyo mengatakan, kebanyakan hutan taman nasional mati akibat terbakar. Seperti terjadi di Kali Kuning di mana pohon pinus habis terbakar dan sebagian tanahnya longsor. “Untuk wilayah Kabupaten Magelang sendiri taman nasional yang rusak mencapai 800 hektare terletak di wilayah Srumbung dan Dukun. Letusan Merapi kali ini memang lebih besar dan bahkan memecahkan rekor letusan terbesar 1872,” kata Tri Prasetyo kepada Suara Merdeka CyberNews.
Menurut Tri Prasetyo ekosistem hayati, flora dan fauna di kawasan taman nasional juga ikut hilang. Kawasan taman nasional yang rusak kebanyakan berupa vegetasi pinus, hutan rimba, dan hutan penelitian.
Adapun mengenai jumlah kerugian, menurut Tri Prasteyo, pihaknya menghitung sekitar Rp 5,5 Triliun. Jumlah ini merupakan akumulasi kerugian akibat rusaknya ekosistem Merapi. Untuk merehabilitasi dan merekonstruksi kawasan itu diperkirakan akan membutuhkan waktu 40 tahun.
Tri mengatakan Balai TNGM akan menjalin kerja sama dengan sejumlah universitas seperti Universitas Gajah Mada (UGM), Kementerian Kehutanan dan pihak lainnya guna menyusun blue print arah rehabilitasi Taman Nasional Gunung Merapi.
( Suara Merdeka CyberNews/http://suaramerdeka.com/30 November 2010)